Dia – Bangkit dan Berjuang #2#

Sesusah apa pun tantangan yang dihadapi, Kadek selalu berusaha melewatinya dengan senyuman. Setiap senyuman yang tersimpul untuk menutupi kegelisahan di hati. Kadek mempunyai misi dalam hidupnya, yaitu kesuksesan untuk kehidupan dirinya, ibunya, kakak, dan adiknya. Bangkit dan berjuanglah jalan yang harus dia tempuh. Karena kalau tidak, hidup tidak akan berjalan normal.

 

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

Dia #1#

“Dia hanya seorang perempuan yang harus tersenyum setiap saatnya. Tidak ada kata mengeluh, yang ada hanya harapan dan doa untuk kehidupannya di masa yang akan datang.”

Dua tahun berlalu sejak kehilangan ayahnya, dia berjuang untuk menghidupkan keluarganya. Dia bekerja untuk menyambung hidupnya, salah satunya untuk membiayai kuliah kakaknya dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Setelah lulus dari jenjang menengah atasnya, dia mulai mencari pekerjaan dan melewati satu tanda di daftar panjangnya, yaitu kuliah.

Dia adalah sahabatku, Kadek Marsyanti. Kadek seorang adik dari I Putu Dewanto, kakak dari Nyoman Arisha, dan anak dari ibu Wayan. Saat ini dia bekerja di salah satu wisata kuliner di Bali. Kadek dan keluarganya pindah ke Bali Dua tahun sebelum ayahnya meninggal. Sebelum ayahnya meninggal, kehidupannya masih terasa sama seperti di Jakarta. Namun, setelah ayahnya meninggal semua berubah.

Kadek tidak pernah meneteskan air matanya, meski seperih apa pun kehidupan yang terjadi. Kadek selalu tersenyum dan selalu berkata ‘cerialah, karena tanpa keceriaan hidup tidak akan berjalan.’ Kadek seorang remaja perempuan hebat. Perjuangan yang dia lakukan untuk keluarga dan khususnya untuk ibu Wayan.

Kadek selalu bersyukur dengan anugerah Tuhan yang diberikan kepadanya. Baginya, Tuhan selalu mengetahui apa yang dia butuhkan bukan yang dia inginkan. Ketegarannya untuk menghadapi kehidupan selalu menjadi contoh bagi teman-teman dekatnya. Kadek bersyukur, di saat dirinya terjatuh banyak teman-temannya yang mengulurkan tangannya. 

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

Hai September, My Month, My Wish

Akhirnya September datang lagi..

Bulan terus berganti setiap waktunya, hingga aku sadari sudah banyak waktu yang terlewati. Bukan hanya satu detik tapi ribuan detik yang berubah menjadi menit lalu menjadi jam dan akhirnya berganti menjadi perubahan bulan. Selalu aku sadari telah banyak hal yang kulewati dan selalu menjadi pelajaran istimewa.

Setiap kali September datang, pasti akan melalui tanggal tersebut, tanggal dimana aku lahirkan hampir 20 tahun yang lalu. Aku bersyukur Allah masih memberikanku nikmat sehat yang luar biasa dan kasih sayangNya yang selalu tercurahkan pada diri ini. Padahal aku tahu sungguh tak ada kehebatan dalam diri ini, justru noda hinggap dalam diri ini. Hanya saja aku selalu berharap kehebatan yang mungkin bisa aku miliki adalah menulis.

Menulis?? Siapa yang tidak bisa menulis??

Anak yang baru berumur dua tahun saja sudah bisa menulis jika memang dia mau. Semua orang bisa menulis, entah itu hanya mengotori kertas saja atau bahkan bisa menjadi sebuah buku yang bisa dijadikan oleh orang lain sebuah pelajaran, hobi, dan apa pun itu menjadi sebuah kesenangan.

Blog ini selalu aku jadikan tempat kedua untuk menulis, tapi sayang hampir 1 tahun blog ini hanya tersimpan rapi dalam ribuan website yang ada. Blog ini hampir usang jika tidak aku sentuh lagi. Aku berharap, semoga aku bisa membuat blog ini tidak usang lagi. Blog ini akan ramai dengan cerita-cerita yang menurutku bisa dibaca. I wish.

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

DARR

Mereka kira ku hanya insan kecil tak tahu tak mengerti apa – apa
Tapi mungkin ku ini lebih pintar dari yang kau bayangkan
Mereka pikir ku hanya insan kecil yang setiap hari hanya bermain
Tapi jangan kau remehkan aku jago dan tak terkalahkan

Walau badanku tak tinggi tapi citaku setinggi angkasa
Walau umurku belum besar tapi mimpiku sebesar benua
Walau ku insan kecil bukan berarti ku tak bisa
Bisa lakukan apa yang orang besar tak bisa

Mereka sangka ku hanya insan kecil
Yang kalau takut langsung menangis
Tapi sungguh ku lebih berani dari.. dari yang kau bayangkan
Mereka bilang ku hanya insan kecil
Lalu kini ku mengerti rasa
Lihat saja sendiri diriku ini banyak yang suka

Walau badanku tak tinggi tapi citaku setinggi angkasa
Walau umurku belum besar tapi mimpiku sebesar benua
Walau ku insan kecil bukan berarti ku tak bisa
Bisa lakukan apa yang orang besar tak bisa

we let’s go, lets go come on
tambahkan cinta ke angkasa, raihlah
marilah kita go, go, go kita melangkah ke atas lagi
liric go you right.. get it, get it, yo, yo
come on girls and you boy tambahkan suaranya
yes, yes boy mainkan, dududu let’s do it yo
we had got some fine let’s we get the sky
opo kowe ki ngiro lare bakal
yang takut langsung menangis
tapi sungguh ku lebih berani dari yang kau bayangkan
mereka bilang ku hanya insan kecil
lalu kini ku mengerti rasa
tapi lihat saja sendiri aku ini banyak mereka suka

Walau badanku tak tinggi tapi citaku setinggi angkasa
Walau umurku belum besar tapi mimpiku sebesar benua 2X
Walau ku insan kecil bukan berarti ku tak bisa
Bisa lakukan… (apa yang orang besar tak bisa) 3X

DARR2

Dipublikasi pada oleh jstories | Meninggalkan komentar

Behind The Star

bintang (1)

Back to the days

Where I’m counting the years

clock never seems to alive

and all I can do is believe what she said

Love never goes to sleep

But miles and miles away

far across the sea

thousand miles away

far behind the star

I miss her I miss her

this is my story this is my story

**

But miles and miles away

far across the sea

thousand miles away

far behind the star

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

Setiap tetesan, setiap rintihan, setiap bisikan.
Semua tersandarkan dan mengalun padaMu.

Hari demi hari terlewati begitu saja, tanpa ada kesan, tanpa ada pesan, apalagi kebahagiaan. Setiap kali ingin merasakan segalanya, yang tercipta hanya sesaat. Kebahagiaan akan tercipta dengan sederhana, jika apa yang diinginkan dilakukan dengan hati yang ikhlas. Seringkali, Engkau menegurku dengan kesakitan tanpa pernah kusadari apa yang seharusnya aku lakukan.

Allah, singsingkan lenganMu, rangkul aku dalam pangkuanMu. Bawa aku pada langkah yang Engkau ridhoi, bimbing aku agar tetap istiqomah pada jalan lurusMu. Agar aku tetap bisa lapang menerima semua kenyataan.
Allah, sejuta cinta dan kasih sayanMu, bahkan ribuan ataupun entah berapa jumlahnya, Engkau selalu menyadarkan aku atas setiap peristiwa yang aku alami. Kau selalu menyisipkan pelajaran yang berharga pada diri ini. Tangisan, bahkan hanya Engkau yang mengetahuinya.

Allah, ijinkan aku untuk melihat setiap kebahagiaan dari berbagai sudut. Buat aku menjadi lebih dewasa dan matang dalam kehidupan yang hanya sementara. Jadikan aku hambaMu yang taqwa dan selalu mengingatMu dalam dentingan waktu. Hanya Engkau kekasih terhebat dalam hidupku.

love

Dipublikasi pada oleh jstories | Meninggalkan komentar

Ketika sepi datang tanpa diundang
Ketika sunyi menghampiri kehidupan

Sepasang sayap Merpati terlihat dari kejauhan datang mendekat, berbeda ketika semua orang menjauh. Merpati datang bersama kawanannya, tidak pernah datang sendiri. Mereka selalu terbang beriringan, melewati rintangan dalam seiap keadaan bersama – sama. Terkadang harus disadari bahwa kehidupan itu nyata, bukan hanya ilusi. Semua yang terjadi baik itu kebahagiaan atau kesakitan datangnya sebagai kenyataan dan hal tersebut berbeda tipis.

imagess

Merpati seperti simbol sebuah kebahagiaan, apalagi jika melihat Merpati Putih yang terbang bebas di udara. Rasanya seperti bebas, nyaman, dan tenang. Tak ada beban ataupun kepedihan yang terasa. Sejauh ini, merpati putih bisa melegakan segala keresahan yang tercipta karena semua kenyataan.

Dipublikasi pada oleh jstories | Meninggalkan komentar

Malam

Malam yang menjagaku

Malam mulai menampakkan wajah indahnya, didampingi cahaya bulan dan kerlipan bintang di langit. Malam telah menggapai puncaknya. Bintang dan bulan bersanding di sisi-sisinya. Cantik dan tenang. Aku menatap langit, berharap akan mendapat ketenangan seperti langit malam. Malam menggapaiku dengan jemarinya, merengkuhku ke dalam pelukannya, dan senyuman ini terpancar indah. Malam, menjagaku seperti ibu yang sabar menjagaku dalam buaiannya. Malam memeliharaku dengan damainya malam dalam alunan mimpi. Malam, selalu ku nantikan tiap saatnya, karena hanya malam yang membuatku melepaskan kepenatan dalam hidup. Malam yang membuatku tenang.  Ah, malam. . Ku harap esok ku dapat tersenyum menyambut mentari.

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

Tangisan Alam

Saat singa kehilangan aumannya
saat harimau kehilangan belangnya
saat kupu-kupu tak lagi mau mengepakan sayap sayapnya
saat hiu kehilangan taringnya

saat air kehilangan kejernihannya
saat belantara kehilangan keperawanannya
saat hutan kehilangan kesuburannya
dan gunung gunung tak lagi mau menyangga

dan di saat manusia hidup dengan keserakahannya
itu adalah hari dimana bumi menangis
kau bilang kau pecinta alam
tapi ternyata kau hanya bercinta dengan alam

kau bilang lestarikan alam
tapi ternyata keserakahanlah yang kau lestarikan
kau bilang kau sayang binatang
padahal kau hanya ingin menjadi bintang
alam telah lelah dengan semua dusta
lelah harus menangisi keserakahan manusia

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar

Senyuman Terakhir Bunga

“Wan, besok bawa buku kimia, mtk and biologi ku ya”. Kata bunga.
“Iya, Insya Allah” Jawabku singkat.
“Oh iya, fisikaku juga ya !”. kata Bunga lagi.
“Tapi, catatan fisikamu belum lengkap aku salin”
“Makanya kalau dispen tuh jangan kerajinan”. Gerutu Bunga.
“Ya terserah aku dong, lagipula kau Cuma nyalin buku fisika doang”
“Pokoknya kamu harus salin tuh buku fisika! Soalnya besok mau dipake.”
“Iya ini juga lagi aku salin, Insya Allah ku kembalikan semuanya besok.”
“Aku tunggu di Kantin!”
“Iya…”
“Jangan lupa”
“Iya.. iya ih”
“Fisika juga loh!”
“Iya… iya cerewet banget sih” ledekku lalu kututup teleponnya.
Habisnya temanku yang satu ini paling cerewet deh. Kalau bicara sama dia, bisa-bisa gondokan aku. Abis tiap ngomong pasti gak ada titik komanya. Tapi, walau begitu dia adalah teman terbaikku.
Esoknya ku tunggu bunga dikantin seperti biasanya, dia tak kunjung datang. Aku heran dengannya, padahal biasanya aku dan bunga sering menghabiskan waktu istirahat ditempat ini. Sampai waktu istirahat berakhir Bunga belum juga menampakkan sosok cantiknya. Jadi, aku beranjak masuk kekelas. Saat pulang sekolah ku menunggu Bunga di gerbang sekolah. Namun, setelah beberapa jam menunggu Bunga tak juga muncul.
“Mana sih tuh anak??” gerutuku kesal karena terlalu lama menunggu, akhirnya aku memutuskan pergi ke rumah Bunga.
Sesampainya di sana, aku langsung dipersilahkan ke kamar Bunga oleh mbok Inem asisten Bunga he…he…he…
“Oh mas Awan toh. Pasti mencari Mbak Bunga ya?” tanya Mbok Inem dengan logat jawanya.
“Ia Mbok, Bunga ada nggak Mbok?”. Tanyaku.
“Mabak Bunga ada di kamar, monggo tak anter.” Mbok Inem mengantarku ke kamar Bunga.
“Bunga Kamu kenapa?”. Tanyaku penuh kecemasan melihat Bunga berbaring dikasur.
“Nggak kenapa-kenapa, Cuma sakit biasa aja kok.” Jawabnya.
“Sakit apa sih kamu?” tanyaku cemas.
“Mau tau aja.” Jawabnya.
“Yeh orang nanya bener-bener kok.” Tanyaku mulai kesal.
“Biasa penyakit orang kaya, penyakit kanker alias kantong kering.” Emang kenapa mau bagi duit ya?” Ucap bunga asal ceplos. Kami pun sering bercanda tawa serentak berikut mbok Inem juga.
Setelah beberapa hari kondisi bunga mulai memulih, hari itu aku dan bunga menghabiskan sore di dermaga menatap senja bersama. Tiba-tiba saja hidung bunga mengeluarkan darah kental.
“Bunga kamu kenapa?” tanyaku cemas sambil membersihkan darah dihidung dengan tisu.
“Nggak Cuma mimisan doank kok.” Ucapnya berusaha menenagkanku.

Hari libur panjangpun dimulai, aku dan Bunga memutuskan berlibur ke puncak.

“Bunga bantuin aku dong nyari cewek!” Ucapku berusaha membuat panas Bunga.
“Dari mukamu yang Handsome itu, ada satu cewek yang cocok buat kamu.” Jawab karin.
“Siapa…Siapa..? Agnes Monica ya?”
“Bukan tapi kembarannya.”
“Emangnya Agnes Punya kembaran gitu?”
“Iya dong, dia kan calon pacar kamu.”
“Emang siapa namanya?”
“Mak Erot.”
“Mak Erot, Mbah mu. Orang ku nanya bener. Sini kamu biar ku jitak.” Aku mengejar karin.
“Ayo kalo mau jitak kejar aku dulu aku.” Bunga berlari, tiba-tiba saat berlarian Bunga jatuh tak sadarkan diri. Wajahnya pucat pasi. Akupun lekas membawa ke rumah sakit terdekat.
“Bunga Kenapa kok, tiba-tiba pingsan?” Tanyaku.
“Nggak kenapa-kenapa kok, karena nggak biasa dengan cuaca dingin, aja kali.” Ucapnya berusah menenenagkanku.
“Makanya kalo keluar rumah make jaket tebal ya!” saranku pada Bunga.
“Kalau kamu punya umur satu hari lagi. Apa yang mau kamu lakukan? Tanya Bunga dengan nada serius.
“Ya kalo aku sih, pengen maen PS sepuasnya. Soalnyakan diakhirat nggak ada rental PS. Kalo kamu?”. Ucapku dengan sedikit nada bercanda.
“Kalo aku ingin menghabiskan sisa hariku dengan orang yang sangat aku cintai.” Bunga menatapku dengan tatapan dengan penuh kesedihan , sepertinya ada sesuatu yang berusaha ia sembunyikan.

********

Aku pulang sekolah dengan Bunga sepeti biasa. Namun, aku melihat wajah bunga yang pucat pasi sepeti menahan sakit yang luar biasa dalam raga indahnya.
“Awan ayo kita pergi ke Danau , Aku ingin kesana sekali, please. Kamu mau ngantar aku yah. Please.” Pinta bunga sambi menggenggam tanganku.
“Tapi, kamu kelihatannya nggak enak badan , lebih baik kita pulang yah!” ajakku pada bunga, jujur aku sangat khawarir sekali dengan keadaanya itu.
“Ayolah kau kan sahabatku, lagipula kita kan jarang ke Danau itu lagi semenjak kelas 2 ,tenang aku akan baik-baik saja qo.”
“Ya sudah tapi jam 5 kita pulang yach ?” walaupun aku mengiyakan ajakan bunga. Tetapi, aku tetap khawatir padanya.
Sesampainya di Danau, kami duduk di bawah sebuah pohon yang rindang, tempat kami bermain dulu , kami duduk berdampingan lalu Bunga bersandar padaku.
“Aku bahagia bisa menghabiskan sisa umurku dengan orang yang aku cinta”.ucap bunga dengan nad yang semakin serak.
“Maksudmu apa bunga?” tanyaku pada bunga. Namun tak ada jawaban dan respon dari bunga. Kulihat wajahnya sangat pucat, hidungnya mengeluarkan darah.
“Bunga kamu kenapa?” aku semakin khawatir dengan keadaannya. Ku periksanya denyut nadinya, nadinya berdenyut pelan ku goyangkan tubuh Bunga berusaha menyadarkannya namun Bunga tak kunjung sadar, karena khwatir akupun membopong Bunga berusaha membawanya ke RS terdekat. Seseampainya di sana dia langsung mendapatkan penanganan dari dokter lalu dirawat di ruang ICU. Sementara aku tetap menunggu dengan penuh kepanikan. Beberapa menit kemudian dokter yang merawat Bungapun keluar, dokter mengatakan bahwa sebenarnya Bunga mengidap penyakit kanker otak stadium akhir, mendengar ucapan itu, Jiwaku bagai di himpit 2 buah batu besar, mataku tak kuasa menahan lelehan air mata melihat bunga berbaring tak berdayadi ruang ICU.
Bunga Anindia Putri dia adalah gadis yang pintar, mandiri, lembut dan murah senyum, hari-hariku dulu penuh warna bersama dirinya, namun sudah beberapa hari ini senyum indahnya hilang dari pandanganku, hari-hariku sepi tanpa kehadirannya, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hidupku, tidak sepeti biasanya aku pulang sendirian.
Hari ini aku bermaksud menjenguk Bunga dirumah sakit, namun sebelum itu aku pergi ke toko bunga untuk membeli 3 tangkai bunga warna putih. Sesampainya di RS.
“Nak Riko terimakasih ya sering menjaga Bunga.” Tiba-tiba seorang yang kukenal menghampiri.
“Eh, Om Hari, tidak apa-apa om, lagi pula Bunga kan sahabatku, bagaimana keadaan Bunga Om?”
“Ya begitulah nak.” Jawab om Hari dengan nada sedih
“Pasti Bunga bisa sembuh kok Om, dia adalah gadis yang kuat , Riko akan selalu menemani Bunga sampai Bung sembuh” hiburku pada Om Hari yang terlihat sangat sedih .
“Maaf ya nak Rio, om selalu merepotkan nak Rio.”
“Tidak apa-apa om, lagipula om kan ayahnya bunga.”
“Terimakasih nak Riko , kalau begitu Om akan antar nak Riko ke RS.” Ajak Om Hari , akhirnya kamipun menuju RS bersama , tetapi sebelumnya kami berbalanja beberapa tangkai Bunga anggrek untuk sahabatku ini.

Sesampainya di RS , ku letakkan bunga Anggrek di samping ranjang Bunga sahabatku
“Bunga cepet sembuh ya, aku ingi kita seperti dulu lagi, aku ingin hari-hariku diisi canda tawa kita.” Ku pegang erat tangan Bunga berbaring lemas dengan impusan yang menancap di tangannya.
“Terimakasih wan, kami sudah menjagaku disisa umurku yang pendek ini.” Ucap bunga pelan.
“Ngomong apa kamu ini? Kita akan selalu bersama. Oleh karena itu kau harus tetap kuat ya!” lelehan air mata mengalir di pipiku tanpa bisa kukendalikan.
“Terima kasih awan.”Ucap Bunga lemas, hidung dan telinganya mulai mengeluarkan darah kental, tak ada lagi denyut jantung ditubuhnya dia telah tiada, namun kulihat wajahnya tetap menyisakan senyuman indah yang merekah.

Kini Bunga telah tiada namun dalam hatiku dia selalu ada , dia selalu datang untukku dengan membawa senyum manisnya .

Dipublikasi di Me's | Meninggalkan komentar